note : BUNGLON_08: 03/17/11

metode pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah

Dari dulu hingga sekarang para ahli pendidikan tidak bosan-bosannya membicarakan masalah belajar. Penelitian demi penelitian sudah pula dilakukan. Berbagai teori belajartelah tercipta sebagai hasil dari kerja keras penelitian. Kritik-kritik terhadap teori belajar yang sudah ada dan dirasakan mempuynyai kelemahan selalu dilakukan para ahli. Teori-teori belajar yang terbaru pun hadir di belantika kehidupan, mengisi lembaran sejara dalam dunia pendidikan.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Teori-teori pembelajaran ?
2. Bagaimana cara menganalisa berbagai teori pembelajaran?
3. Bagaimana hubungan antara beberapa teori model strategi pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti atau makna teori-teori pembelajran
2. Untuk dapat menganalisa dan mengetahui perbedaan antara teori-teori pembelajaran
3. Untuk dapat menghubungkan antara beberapa teori pembelajaran.












BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Pengajaran
Metode pengajaran adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Metode tersebut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistim pengajaran. Dalam memakai metode mengajar, seorang pendidik harus menyesuaikan karakteristik siswa, materi, kondisi, lingkungan (setting) dimana pengajaran berlangsung. Bila ditinjau secara lebih teliti sebenarnya keunggulan suatu metode terletak pada beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain: tujuan, karakteristik sisiwa, situasi dan kondisi, kemampuan dan pribadi guru, serta sarana dan prasarana yang digunakan.
Secara garis besar, metode mengajar dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian:
1. Metode mengajar konvensional (klasik)
2. Metode mengajar inkonvensional (modern)
Untuk mengukur sejauh mana keefektifan suatu metode yang digunakan dalam pencapaian tujuan pengajaran, harus dilihat nilai dan kriteria metode yang digunakan yang menyangkut:
a. Bagaimana sifat dan ciri-ciri metode tersebut
b. Kapan metode tersebut tepat digunakan
c. Apa saja kekurangan dna kelebihannya
d. Bagaimana cara penggunaannya

B. Teori Klasik
Adalah metode mengajar konvensional adalah metode lazim yang dipakai oleh guru atau sering disebut metode tradisional. Berikut metode-metode mengajar konvensional:
1. Metode Ceramah : adalah teknik penyampaian bahan pengajaran secara lisan oleh guru di muka kelas. Meski metode ini menuntut keaktifan guru daripada anak didik, metode ini tidak bisa ditinggaklan begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Apalagi dalam pendidikan dan pengajaran tradisional, seperti di pedesaan, yang kekurangan fasilitas.
Metode ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
a. Kelebihan
1) Guru mudah mengusai kelas
2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas
3) Dapat diikuti oleh jumlah sisiwa yang besar
4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya
5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
b. Kekurangan
1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar menerimanya.
3) Bisa selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
4) Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik ceramahnya, ini sukar sekali.
5) Menyebabkan siswa menjadi pasif.
Dalam pemggunaan metode ceramah perlu diperhatikan hal-hal berikut:
 Dalam menerangkan pelajaran hendaknya digunakan kata-kata yang sesderhana, jelas, dan mudah dipahami oleh para siswa.
 Gunakan alat visualisasi, seperti papan tulis/ media lainnya yang tersedia untuk menjelaskan pokok bahasan yang disampaikan.
 Mengulang kata atau istilah-istilah yang digunakan secara jelas, dapat membantu siswa yang kurang atau lambat kemampuan dan daya tangkapnya.
 Perinci bahan yang disampaikan, dengan memberikan ilustrasi, menghubungkan materi dengan contoh-contoh yang kongkrit.
 Carilah umpan balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang siswa dalam belajar dan berfikir secara rasional dan objektif dalam permecahan suatu masalah. Prinsip-prinsip yang perlu dipegang dalam diskusi:
a) Melibatkan siswa secara aktif dalam diskusi
b) Diperlukan ketertiban dan keteraturan dalam mengemukakn pendapat yang dipimpin oleh moderator
c) Masalah yang didiskusikan disesuaikan dengan perkembangan dan kemempuan anak.
d) Guru berusaha mendorong siswa yang kurang aktif untuk mengeluarkan pendapatnya
e) Siswa dibiasakan menghargai pendapat orang lain dalam menyetujui atau menentang pendapat
f) Aturan dan jalannya diskusi dijelaskan kepada siswa yang masih belum mengenal tatacara berdiskusi.
Metode diskusi digunakan bilamana:
 Materi yang disajikan bersifat low concensus problem, artinya bahan yang akan disajikan banyak mengendung permasalahan yang tingkat kesepakatannya rendah.
 Untuk pengembangan sikap atau tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat afektif.
 Untuk tujuan-tujuan yang bersifat analisis sintesis dan tingkat pemahaman yang tinggi.
Keunggulan metode diskusi:
1) Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa, dan terobosan baru dalam permecahan suatu masalah.
2) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
3) Memperluas wawasan
4) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.
Kekurangan metode diskusi:
1) Pembicaraan terkadang menyimpang sehingga memerlukan banyak waktu panjang.
2) Tidak dapat dipakai pada kelompok besar
3) Peserta mendapat informasi yang terbatas
4) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
Dalam metode diskusi, guru harus memberikan bantuan berupa penyajian masalah yang akan didiskusikan, memberi bimbingan dan pengarahan sebelum/ selama diskusi. Yang perlu diperhatikan adalah:
a) Topik yang dibahas merupakan permasalahan yang mengandung beberapa alternatif permecahan
b) Topik yang dibahas dapat merangsang siswa mengeluarkan pendapat yang berbeda.
c) Situasi dan kondisi memungkinkan untuk melaksanakan diskusi
d) Tingkat kemampuan dan daya pikir siswa yang memungkinkan untuk melakukan diskusi, dan materi yang didiskusikan sesuai dengan tingkat kemampuan mereka
Tugas-tugas guru dalam diskusi:
a) Dapat bertindak sebagai pimpinan dalam diskusi
b) Sebagai moderator yang dapat mengamankan, menolak atau menyampaikan pendapat dan usul-usul kepada peserta diskusi.
Langkah-langkah yang perlu diambil dalam pelaksanaan diskusi:
1) Pemilihan topik yang akan didiskusikan
2) Bentuk kelompok diskusi
3) Dalam pelaksanaan diskusi, siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing dan guru memperhatikan dan memberi petunjuk bila diperlukan
4) Hasil diskusi dilaporkan secara tertulis dan diadakan forum panel diskusi untuk menanggapi setiap laporan kelompok tersebut.
Ada beberapa jenis diskusi yang bisa dilakukan oleh guru:
 Whole Group : bentuk diskusi kelas dimana peserta duduk setengah lingkaran
 Diskusi Kelompok: bisa berupa diskusi kelompok kecil yang terdiir dari 4-6 orang dan juga diskusi kelompok besar yang terdiri 7-15 orang.
 Buzz Group : bentuk diskusi ini terdiri dari kelas yang dibagi-bagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri 3-4 orang peserta. Tempat duduk diatur sedemikian rupa agar siswa dapat bertukar pikiran dan bertatap muka dengan mudah.
 Panel : bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan topik tertentu dan duduk dalam bentuk semi melingkar yang dipimpin oleh moderator. Secara fisik, panel dapat dilakukan berhadapan langsung dengan audien atau dapat juga secara tidak langsung.
 Syndicate Group : bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil terdiri dari 3-6 peserta, yang masing-masing mendapat tugas yang bersifat komplementer (lengkap). Guru menjelaskan permasalahan secara umum, dan siswa mempelajari aspek-aspek yang telah digambarkan. Guru diharapkan menyediakan sumber-sumber informasi/ referensi yang dijadikan rujukan.
 Symposium : biasanya terdiri dari pembawa makalah, penyanggah, moderator, notulis, dan beberapa peserta simposium. Pembawa makalah diberi kesempatan untuk menyampaikan makalahnya di muka secara singkat ( antara 10-15 menit). Selanjutnya diikuti penyanggah dan tanggapan audien.
 Informal Debate : biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi dua tim yang agak seimbang besarnya dan mendiskusikansubjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan formsl.
 Fish Bowl : bentuk diskusi ini terdiri dari beberapa orang peserta dan dipimpin oleh seorang ketua untuk mencari keputusan. Tempat duduk diatur setengah melingkar dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi seolah-olah melihat ikan yang ada di sebuah mangkok. Selama diskusi kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pendapatnya dapat duduk dikursi yang kosong yang telah disediakan. Bila ketua diskusi mempersilahkan bicara, ia boleh bicara dan kembali ke tempat setelah selesai berbicara.
 The Open Discussion Group: bentuk ini jumlah anggota kelompok yang baik antara 3-9 orang. Diskusi ini dapat membantu siswa belajar mengemukakan pendapat secara jelas, memecahkan masalah, memahami apa yang dikemukakan oleh orang lain, dan dapat menilai kembali pendapatnya.
 Braindstoarming : bentuk ini menjadi baik bila terdiri dari 8-12 orang. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat menymbangkan ide dalam pemecahan masalah. Hasil belajar yang dinginkan adalah menghargai pendapat orang lain dan menumbuhkan rasa percaya diri.
3. Metode Tanya Jawab
Adalah penyampaian pesan pengajaran dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan. Bila metode ini dilakukan secara tepat akan dapat meningkatkan perhatian siswa untuk belajar secara aktif.
Metode tanya jawab dipakai bila dilakukan:
a) Sebagai ulangan pelajaran yang telah lalu
b) Sebagai selingan dalam menjelaskan pelajaran
c) Untuk merangsang siswa agar perhatian mereka lebih terpusat pada masalah yang dibicarakan
d) Untuk mengarahkan proses berpikir siswa
e) Metode ini dapat memberikan kelas menjadi hidup, melatih siswa mengemukakan pertanyaan atau jawaban, dan mengaktifkan siswa terhadap pelajaran lalu.
Sedangkan kelemahan metode tanya jawab:
a) Banyak waktu tersita dan kurang dapat dikontrol secara baik oleh guru karena banyaknya pertanyaan yang timbul
b) Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa bila terdapat pertanyaan atau jawaban yang tidak berkenaan dengan sasaran yang dibicarakan
c) Jalannya pengajaran kurang dapat terkoordinir secara baik karena timbulnya pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang mungkin tidak dapat dijawab secara tepat, baik guru maupun siswa.
Jenis variasi dalam tanya jawab yang bisa dilakukan guru:
1) The mixed strategy : mengkombinasi berbagai tipe dan jenis pertanyaan
2) The speaks strategy : mengajukan pertanyaan yang saling bertalian satu sama lainnya
3) The plateaus strategy : mengajukan pertanyaan yang sama jenisnya terhadap sejumlah siswa sebelum beralih kepada jenis pertanyaan yang lain
4) The inductive strategy : dengan berbagai pertanyaan siswa didorong untuk menarik generalisasi dari hal-hal khusus kepada uang umum, atau dari berbagai fakta menuju hukum-hukum
5) The deductive strategy : suatu generalisasi yang dijadikan sebagai titik tolak, sisea diharapkan dapat menyatakan pendapatnya tentang berbagai kasus atau data yang ditanyakan (Hyman, Moedjiono, 1985: 36)
Dari berbagai variasi dan jenis terknik pertanyaan tersebut diharapkan proses belajar mengajar menjadi hidup dan menarik bagi anak.
4. Metode Demonstrasi dan eksperimen
Demonstrasi adalah salah satu tehnik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu. Misalnya demonstrasi tentang cara menyembelih hewan qurban untuk Idhul Adha.
Metode eksperimen adalah cara dimana guru dan murid sama-sama melakukan suatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sutau aksi. Sebagai contoh adalah mencangkok pohon mangga.
Metode demonstrasi dan eskperimen ini cocok untuk digunakan bilamana:
1. Untuk memberikan latihan ketrampilan tertentu.
2. Untuk memudahkan penjelasan yang diberikan agar siswa lansung mengetahui dan dapat terampil mempraktikannya
3. Untuk membantu siswa dalam memahami suatu proses.
4. Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat
5. Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan.
Kelemahan kedua metode tersebut adalah:
1. Persiapan dan pelaksanaanya memakan waktu yang lama.
2. Metode ini tidak akan efektif bilamana tidak ditunjang dengan sarana yang memadai
3. Sukar dilaksanakan bila siswa belum matang kemampuannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaa metode demonstrasi adalah:
1. Rumuskan secara spesifik yang dapat dicapai oleh siswa.
2. Susun langkah-langkah yang akan dilakuka dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang dilaksanakan.
3. Persiapan peralatan sebelum demonstrasi dimulai.
4. Usahakan dalam melakukan demonstrasi sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Sedangkan dalam melaklukan eksperimen, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a) Persiapan terlebih dahulu alat-alat yang dibutuhkan.
b) Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen.
c) Sebelum diberikan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan penjelasan dan petunjuk seperlunya.
d) Lakukan pengelompokan atau individu untuk mengerjakan percobaan-percobaan yang direncanakan.
e) Setiap kelompok atau individu dapat melaporkan hasil eksperimen secara tertulis.
5. Metode Resitasi
Metode resitasi biasa disebut metode pekerjaan rumah tugas rumah, karena siswa diberi tugas-tugas khusus diluar jam pelajaran. Metode ini dilakukan apabila guru mengharapkan pengetahuan yang diterima siswa lebih mantap, dan mengaktifkan mereka dalam mencari atau mempelajari sesuatu masalah dengan lebih banyak membaca. Metode ini biasa disebut dengan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang saat ini sedang dikembangkan oleh sekolah-sekolah.
Metode resitasi ini cocok digunakan bilamana:
1. Bertujuan untuk mendapat keterampilan khusus dalam mengerjakan sesuatu. Contoh keterampilan menganya dan sebagainya.
2. Untuk memantapkan pengetauhan yang diperoleh oleh siswa.
Keunggulan metode ini adalah:
1. Siswa lebih banyak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya.
2. Siswa menjadi aktif dan memiliki rasa tanggungjawab.
3. Sangat berguna untuk mengisi kekosongan waktu, agar siswa dapat melakukan hal-hal yang bersifat konstruktif.
Kelemahan metode resitasi ini adalah:
1. Dapat menimbulkan keraguan. Karena bisa jadi tugas yang diberikan kepada siswa dikerjakan oleh orang lain.
2. Guru sering mengalami kesukaran dalam memberi tugas yang sesuai dengan kemampuan yang dimilki siswa.
3. Bila tugas terlalu dipaksakan dapat mengagnggu kestabilan mental pikiran siswa.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan daslam penggunaan metode ini:
Fase pertama tahap pemberian tugas yang menyangkut:
1. Tujuan harus dirumuskan secara spesifik
2. Tugas yang diberikan harus jelas arahnya.
3. Para siswa harus diberikan petunjuk yang jelas, agar tidak bingung dalam pengerjaannya.
4. Pemusatan perhatian siswa adalah pada hal-hal yang pokok tanpa menghilangkan hal-hal lain yang berkaitan.
Fase kedua; tahap belajar, yakni sisiwa melaksnakan tugas sesuai dengan tujuna dan petunjuk yang diberikan guru.
Fase ketiga; yaitu tahap resitasi dimana siswa bertanggungjawab atas hasil yang dikerjakannya.
6. Metode Kerja Kelompok
Metode belajar kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa peserta didik merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan sistem gotong royong.
Dalam prakteknya ada beberapa jenis kerja kelompok yang kesemuanya dapat dikerjakan tergangtung pada tujuan khusus yang dicapai.
Metode ini cocok bilamana:
1. Adanya kekurangan alat atau fasilitas di dalam kelas. Misalnya hanya terdapat beberapa buku saja, sedangkan jumlah siswanya cukup banyak. Untuk mencapai tujuan pengajaran siswa diharuskan membaca buku tersebut. maka kelas dapat bekerja sama dengan siswa yang lebih pandai.
2. Terdapat beberapa unit pekerjaan yang perlu diselesaikan dalam waktu yang sama. Maka kelas dibagi menjadi beberapa kelompok menurut jenis kebutuhan.
Keunggulan metode ini adalah:
a. Ditinjau dari segi paedagoies, kegiatan kelompok akan dapat meningkatkan kualitas kepribadian siswa. Seperti adanya kerjasama, toleransi, berpikir kritis dan lain sebagianya.
b. Dari segi psikologi, timbul persaingan yang positif antar kelompok.
c. Dari segi sosial, anak yang pandai dapat membantu anak yang kurang pandai dalam kelompok tersebut.
Adapun kelemahan metode ini adalah:
a. Terlalu banyak persiapan dan pengaturan yang kompleks daripada metode yang lainnya.
b. Bila guru kurang kontrol maka akan terjadi persaingan yang negatif antar kelompok.
c. Tugas yang diberikan terkadang akan hanya dikerjakan oleh beberapa siswa yang cakap dan rajin.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah:
1. Tentukan tujan kelas dan spesifik yang harus dicapai siswa.
2. Persiapkan materi yang harus dikerjakan siswa dalam kelompok.
3. Jelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa dalam kelompok masing-masing.
4. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan minat, dan kemampuan siswa.
5. Agar siswa aktif dalam masing-masing keolompok guru harus aktif mengontrol dan bimbinga terhadap tugas yang mereka kerjakan.
7. Metode Sosio-drama dan Bermain Peranan
Menurut engkoswara: metode sosi-drama adalah suatu drama tanpa naskah yang diceritakan dengan singkat dalam tempo 4 atau 5 menit, kemudia anak didik menerangkannya Kadang kala suatu sosi-drama dimulai dengan cerita yang tidak selesai, kemudian diselenggarakan oleh siswa-siswa itu sendiri daya cipta mereka masing-masing.
Metode ini cocok digunakan apabila:
1. Pelajaran dimaksudkan untuk menerangkan peristiwa yang dialami dan menyankut orang banyak berdasarkan pertimbangan didaktis.
2. Pelajaran tersebut dimaksudkan untuk melatih siswa menyelesaikan masalah-masalah psikologis.
3. Untuk melatih siswa agar dapat bergaul dan kemungkinan memberi pemahaman bagi orang lain.
Keunggulan metode ini adalah:
1. Siswa dapat terlatih untuk dapat mendramatisasikan sesuatu dan juga melatih keberanian mereka.
2. Kelas akan menjadi hidup karena menarik perhatian siswa.
3. Siswa dapat menghayati suatu peristiwa sehingga lebih mudah untuk mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri.
4. Siswa dilatih menyusun buah oikiran secara teratur.
Adapun kelemahan metode ini adalah:
1. Banyak menyita waktu jam pelajaran
2. Memerlukan persiapan yang teliti dan matang.
3. Kadang-kadang siswa keberatan melakukan peranan karena alasan psikologis.
4. Bila damatisasi gagal, maka siswa tidak akan mengambil kesimpulan.
Beberapa hal yang perlu ditempuh dalam penggunaan metode ini:
Pertama, persiapan; dalam tahap ini perlunya menentukan pokok masalah yag akan didramatisasikan, menentukan para pemain, dan mempersiapkan para siswa sebagai pendengar yang baik.
Kedua, pelaksanaan; setelah masalah dan pemainnya disiapkan, dipersilahkan kepada para siswa untuk mendramatisasikan masalah yang diminta selama 4 atau 5 menit menurut pendapat dan inisiasi mereka sendiri. Bila terjadi kemacetan, sebaiknya guru cepat bertindak dengan menunjuk siswa lain untuk menggantikannya. Atau siswa tersebut diberi isyarat atau aba-aba untuk memperbaiki agar mereka dapat membetulkan permainannya.
Ketiga, tindak lanjut; sebagai metode pengajaran sosio-drama tidak hanyas berahkir pada pelaksaan dramatisasi, melainkan dapat dilanjutkan dengan tanya jawab, diskusi, kritik, atau analisis persoalan.(engkoswara, 1984; 60).
8. Metode Karya Wisata
Metode ini adalah metode pangajaran yang dilakukan dengan mengajak para siswa untuk mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan. Sebelum keluar kelas guru terlebih dahulu membicarakan kepada para siswa tentang hal yang akan diselidiki, agar permaslahan yangakan diselidiki dapat lebih terarah.
Metode karyawisata ini cocok bilamana:
1. Akan memberikan pnegrtian yang lebih jelas terhadap pokok masalah atau pembahasan dengan melihat atau mengunjungi lokasi yang sebenarnya.
2. Untuk menumbuhkan rasa cinta dan dan menumbuhkan kesadaran yang tinggi dalam pribadi anak terhadap lingkungannya.
3. Untuk mendorong anak agar lebih mengenal masalah lingkungan secara baik dan teliti.
Keunggulan metode ini adalah:
a. Dapat memberuikan kepuasan terhadap siswa dengan menyaksikan kenyataan.
b. Dapat menambah pengalaman para siswa, dan guru mempunyai kesempatan untuk menjelaskan suatu objek dengan jelas.
c. Melatih siswa bersikap lebih terbuka, objektif, dan luas.
Kelemahan metode ini:
1. Metode ini akan gagal bila menemui objek yang kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Waktu yang tersedia tidak mencukupi dan menyita waktu pelajaran.
3. Karyawisata membutuhkan biaya transportasi dan akomodasi yang besar yang dapat menjadi beban bagi siswa.
Hal perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ini adalah:
1. Persiapan dan perencanaan, dalam karyawista hendaknya dimusyawarahkan dengan para siswa terutama mengenai:
a. Tujuan dan sasaran yang dituju.
b. Aspek yang akan diteliti atau diselidiki.
c. Mengumpulkan informasi sebelum berkaryawisata.
2. Pelaksanaan karyawisata, dalam melaksakan karyawisata harus tertib dan teratur, dimana siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik.
3. Tahap tindak lanjut, para siswa menunjukan penemuannya secara tertulis dan dilanjutkan dan dilanjutkan dengan tanya jawab atau diskusi kelas.
9. Metode Drill
Metode driil/ latihan/metode training adalah suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis, suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap-siagakan (Winarno Surachmad, 1979: 76)
Dalam melakukan pelatihan, perlu dipahami situasi dan cara pelaksanaannya. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode driil:
a) Kesadaran bahwa belajar bukanlah sesuatu yang mengulang sama persis dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya, tapi berbeda situasinya. Selain itu pengaruh latihan pertama akan mempengaruhi latihan-latihan berikutnya.
b) Situasi belajar itulah yang mula-mula harus diulangi untuk mendapat respon dari siswa. Perubahan situasi ini akan menuntut adanya perubahan respon sehingga ketrampilan siswa dapat lebih disempurnakan.
Metode driil cocok digunakan untuk memperoleh:
a) Kecakapan motorik, seperti mengulas, menghafal, membuat alat-alat, menggunakan alat/mesin, permainan dan atletik.
b) kecakapan mental, seperti melakukan perkalian, menjumlah, mengenal tanda-tanda/ simbol dan sebagainya.
c) Asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan sebagainya.
d) Mengetahui sifat kecakapan : kecakapan sebagai penyempurnaan suatu arti, bukan sebagai hasil proses mekanis semata-mata. Kecakapan dikatakan benar bila mengulang dengan menggunakan pikiran, karena berbuat sesuatu harus sesuai dengan situasi dan kondisi.
Kecakapan dapat diraih melalui dua fase:
1) Fase Integratif: mengembangkan kecakapan tersebut dengan melakukan hubungan fungsional dan aktifitas penyelidikan. Praktek ini ditujukan untuk mendalami arti, bukan ketangkasan.
2) Fase Penyempurnaan: memerlukan ketelitian yang dikembangkan dengan praktek yang berulang kali. Praktek yang sering ditujukan untuk mempertinggi efisiensi, bukan mendali arti.
Keunggulan metode latihan siap (driil) antara lain:
a) Siswa memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai apa yang dipelajarinya.
b) Dapat menimbulkan rasa percaya diri dengan memiliki ketrampilan khusus
c) Guru lebih mudah untuk mengontrol dan membedakan siswa yang disuplin dan kurang memperhatikan pelajaran
Kelemahan metode latihan:
a) Dapat menghambat inisiatif siswa, karena guru dianggap memberi petunjuk yang menyimpang dan melanggar dalam pengajaran, berbeda dengan inisiatif dan minat siswa
b) Menimbulkan penyesuaian yang statis kepada lingkungan. Siswa menyelesaikan tugas sesuai yang diinginkan oleh guru.
c) Membentuk kebiasaan kaku. Siswa seolah-olah bertindak secara mekanis
d) Menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran menghafal.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode driil:
 Driil hanyalah untuk bahan/ perbuatan yang bersifat otomatis
 Latihan harus memiliki makna dalam rangka yang lebih luas, yakni:
a) Sebelum dilaksanakan latihan siswa perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan tersebut
b) Siswa perlu menyadari latihan-latihan akan berguna baginya kelak
c) Siswa perlu mempunyai sikap bahwa latihan itu untuk melengkapi belajar.
Dalam latihan-latihan tersebut yang harus ditekankan adalah pada diagnosa:
 Pada tarap permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna.
 Meneliti kesulitan yang timbul dari siswa dan siswa memerlikan waktu untuk fariasi latihan, perkembann arti, dan kontrol.
 Pertama harus bersifat ketetapan, lalu kecepatan, danakhirnya siswa harus memiliki keduanya.
 Masa latihan harus relatif singkat dan sering dilakukan latihan lanjutan
 Kondisi latiahn harus menarik minat anak dan suasana yang menyenangkan
 Proses yang bersifat fundamental harus didahulukan dari pada yang bersifat sekunder
 Proses latiahn juga harus diperhatikan perbedaan kemampuan indifidual.
10. Metode Sistem Regu
Sistem beregu ini dikenal dengan sebutan team teaching. Menurut Engkoswara, Team Teaching adalah suatu sistim mengajar yang dilakukan oleh dua orang guru atau lebih ddalam mengajar siswa dalam kelas yang mempunyai perbedaan minat, kemampuan atau tingkat kelas.
Sistem beregu ini cocok digunakan bila:
a) Jumlah siswa yang terlalu banyak sedangkan guru terbatas atau sebaliknya.
b) Untuk memantapkan dan mengefektifkan pelajaran yang bahasannya padat
c) Untuk menciptakan kerjasama dan pengertian serta memperluas wawasan pengetahuan
d) Untuk melatih siswa yang cocok dijadikan sebagai kader/asisten
Keunggulan metode sistem beregu:
a) Setiap kelompok memiliki pengertian dan pandanagn yang sama
b) Setiap anggota kelompok akan mendapat tugas yang sesuai dengan kemampuannay.
c) Adanya pembagian tugas
d) Sistem pengajaran dapat melakukan diskusi dan bertukan fikiran
Kelemahan metode ini:
a) Sukar membentuk tim yang kompak
b) Sangat rumit untuk mengatur organisasi kelas yang lebih fleksibel
c) Tim dapat merugikan siswa bila didasarkan pada pertimbangan ekonomis
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini:
a) Siapkan tim pengajar sebaik mungkin sepelum pelajaran dimulai.
b) Usahakan setiap tim anggota belajar mendapat tugas sesuai dengan bidang keahliannya
c) Sewaktu pengajaran dimulai, tugas diatur sesuai dengan prosedur pengajaran.
d) Adakan diskusi setelah pelajaran selesai
C. Teori Modern
Adalah suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti mengajar dengan modul, pengajaran berprogram, pengajaran unit, machine program, masih merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di bwbwrapa sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru ahli menanganinya.
Belajar dianggap sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Menurut Hilgrad belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik dilatihan laboratorium atau lingkungan ilmiah. Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya proses perubahan yang terjadi tidak dapat disakaikan. Kita hanya mungkin dapat menyaksikan gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak.
Banyak teori yang membahas terjadinya perubahan tingkah laku. Namun demikian, setiap teori berpangkal dari pandangan tentang hakikat manusia, yaitu hakikat manusia menurut pandangan John Locked hakikat manusia menurut Leibnitz.
Menurut John Locke, manusia itu merupakan organisme yang pasif. Dengan teori tabularasanya,locke mengaggap bahwa manusia itu seperti kertas putih, hendak ditulis apa kertas itu sanagt tergantung pada orang yang menulisnya. Dari pandangan inilah muncul aliran belajarbehaviorisme-elementeristik.
Berbeda pandangan locke, leibnitz mengaggap bahwa manusia adalah organisme aktif. Manusia merupakan sumber daripada kegiatan. Pada hakikatnya manusia bebas untuk berbuat, manusia bebas untuk membuat suatu pilihan dalam setiap situasi. Titik pusat kebebasan ini adalah kesadarannya sendiri. Menurut aliran ini tingkah laku manusia ahanyalah expresi yang dapat diamati sebagai akibat dati eksistensi internal pada hakikatnya bersifat pribadi. Pandangan hakikat manusia menurut pandangan leibnitz ini kemudian melahirkan aliran belajar kognitif-holistik.
Berangkat dari konsep manusia yang berbeda, dalam menjelaskan terjadinya prilaku, kedua aliran teori belajar, yaitu aliran behavioristik-elementeristik dan aliran kognitif holistic, memiliki perbedaan pula. Perbedaan keduanya seperti dapat dilihat pada table di bawah ini:
Table Perbedaan aliran Behavioristik dan Kognitif
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK TEORI BELAJAR KOGNITIF
Mementingkan pengaruh lingkungan
Mementingkan bagian-bagian
Mengutamakan peranan reaksi
Hasil belajar terbentuk secara mekanis
Dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu
Mementingkan pembentukan kebiasaan
Memecahkan masalah dilakukan dengan cara trial and error Mementingkan apa yang ada dalam diri
Mementingkan keseluruhan
Mengutamakan fungsi kognitif
Terjadinya keseimbangan dalam diri
Tergantung pada kondisi saat ini
Mementingkan terbentuknya struktur kognitif
Memecahkan masalah didasrkan kepentingan insight
Dibawah ini akan dijelaskan beberapa teori yang dianggap sangat berpengaruh terhadap kedua teori tersebut :
1. Beberapa Teori Belajar Behavioristik
a) Teori Belajar Koneksionisme
Teori belajar koneksionisme dikembangkan oleh Thorndike pada tahun 1913. Menurut teori belajar ini, belajar pada hewan dan pada manusia pada dasarnya berlangsung menurut prinsip-prinsip yang sama. Dasar terjadinya belajar adalah pembentun asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindera dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara Stimulus dan Respon (S-R). Oleh karena itulah teori ini juga dinamakan teori Stimulus-Respon. Contoh : Ketika seseorang melirik setangkai bunga melati yang indah dan harum di taman, dapat menjadi sebuah stimulus yang dapat mengakibatkan muncunya respon untuk memetiknya. Atau ketika seseorang sedang mengendarai motor tiba-ti lampu merah menyala, maka dengan seketika orang tersebut mengerem motornya dan kemudian berhenti.
Selanjutnya, dalam teori koneksionisme ini Thorndike mengemukakan hukum-hukum belajar sebagai berikut :
a. Hukum Kesiapan (law of readiness)
Secara lengkap bunyi hukum ini adalah : pertama, jika pada seseorang ada kesiapan untuk merespons atau untuk bertindak, maka tindakan atau respons yang dilakukannya akan memberikan kepuasan, dan mengakibatkan orang tersebut untuk tidak melakukan tindakan-tindakan lain. Kedua, jika seseorang memiliki kesiapan untk merespon, kemudian tidak melakukannya, maka dapat mengakibatkan ketidakpuasan, dan akibatnya orang tersebut akan melakukan tindakan-tindakan lain. Ketiga, jika seseorang tidak memiliki kesiapan untuk merespon, maka respon yang diberikan akan mengakbatkan ketidakpuasan.
b. Hukum Latihan (Law of Exercise)
Hukum ini menunjukkan bahwa hubungan stimulus dan respon akan semakin kuat manakala terus-menerus dilatih atau di ulang ; sebaliknya hubungan stimulus respon akan semakin lemah manakala tdak pernah diulang. Implikasi dari hukum ini adalah makin sering suatu pelajaran diulang, maka akan semakin dikuasailah pelajaran itu.
c. Hukum Akibat (Law of Effect)
Implikasi dari hukum ini adalah apabila mengharapkan agar seseorangdapat mengulangi respon yang sama, maka harus diupayakan agar menyenangkan dirinya, contohnya dengan memberikan hadiah atau pujian. Sebaliknya, apabila kita mengharapkan agar seseorang tidak mengulangi respon yang diberikan, maka harus diberi sesuatu yantidak menyenangkan untuknya, contoh dengan memberikan hukuman.
Konsep penting dari teori belajar koneksionisme Thorndike adalah yang dinamakan transfer of training. Konsep ini menjelaskan bahwa apa yang pernah dipelajari oleh anak sekarang harus dapat digunakan untuk hal lain di masa yang akan datang. Dalam konteks pembelajaran, konsep transfer of training merupakan hal yang sangat penting, sebab seandainya konsep ini tidak ada, maka apa yang dipelajari tidak akan bermakna. Oleh karena itu, apa yang dipelajari oleh siswa di sekolah harus berguna dan dapat digunakan diluar sekolah. Misalnya, anak belajar membaca, maka ketrampilan membaca dapat digunakan untuk membaca apapun diluar sekolah, walaupun disekolah tidak diajarkan baaimana membaca koran, tapi karena huruf-huruf yng diajarkan di sekolah sama dengan hurufyang ada dalam koran, maka keterampilan membaca di sekolah dapat di transfer untuk membaca koran, majalah, atau membaca apapun.
b) Teori Belajar Classical Conditioning
Seperti halnya Thorndike, Pavlov dan Watson yang menjadi tokoh teori ini juga percaya bawa belajar pada hewan memiliki prinsip yang sama dengan manusia. Belajar atau pembentukan perilaku perlu dibantu dengan kondisi tertentu.
Pavlov melakukan percobaan dengan seekor anjing. Dalam percobaannya, Pavlov ingin membentuk tingkah laku tertentu pada anjing. Bentuk percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Dalam kadaan lapar, sebelum diberi makanan dibunyikan lonceng, diperlihatkan makanan, dan air liur anjing keluar. Keadaan ini terus menerus diulang: bunyikan lonceng, perlihatkan makanan, air liur anjing keluar. Setelah beberapa kali dilakukan ternyata pada akhirnya setiap lonceng berbunyi, air liur anjing keluar, walaupun tanpa diberi makanan. Dalam keadaan ini, anjing belajar bahwa kalau lonceng berbunyi pasti ada makanan sehingga menyebabka air liurnya keluar.
Dari eksperimen ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa untuk membentuk tingkah laku tertentu harus dilakukan secara berulang-ulang pengkondisian tertentu. Pengkondisian itu adalah dengan melakukan semacam pancingan dengan sesuatu yang dapat menumbuhkan tingkah laku itu.
c) Operant Conditioning
Teori Operant Conditioning yang dikembangkan oleh Skinner merupakan pengembangan dari dari teori Stimulus Respons. Skinner membedakan dua macam respons, yakni respondent respons (reflektive response) dan operant respont (instrumental response). Respondent rspont adalah respons yang ditimbulka oleh perangsang-perangsang tertentu, m isalnya perangsang stimulus makanan menimbulkan keluarnya air liur. Respon ini rfelatif tetap. Artinya, setiap ada stimulis semacam itu akan muncul respon tertentu.
Operant response atau instrumental respon adalah respon yang timbula berkembangnya diikuti oleh perangsang-peragsang tertentu. Perangsang demikian disebt reinforce, karena perangsang-peransang tersebut memperkuat respon yang dilakukan oraganisme. Jadi dengan demikian, perangsang tersebut mengikuti dan memperkuat suatu tingkah laku yang telah dilakukan. Misalnya, jika seseorang telah belajar melakukan sesuatu lalu mendapat hadiah sebagai reinforce, maka ia menjadi lebih giat dalam belajar.
Skinner berpendapat bahwa untuk membentuk tingkah laku tertentu perlu diurutkan atau dipecah-pecah menjadi bagian-bagian atau komponen tingkah laku yang spesifik. Selanjutnya, agar terbentuk pada tingkah laku yang diharapkan pada setiap tingkah laku yang spesifik dan telah direspons, peru diberikan hadiah (reinforcer) agar tingkah laku itu terus menerus diulang, serta untuk memotivasi agar bberlanjut pada komponen tingkah laku selanjunya sampai akhirnya pada pembentukan tingkah laku puncak yang diharapkan.
Sebagai ilustrasi penerapan teori ini, misalkan kita ingin membentuk kebiasaan anak dalam membaca buku. Untuk sampai pada kebiasaan itu, perilaku membaca dapat dipecahkan menjadi beberapa komponen tingkah laku, contohnya:
1) Anak melihat-lihat buku yang disediakan.
2) Membuka-buka buku.
3) Memperhatikan gambar-gambar yang ada dalam buku.
4) Membaca isi buku.
2. Teori- teori belajar kognitif
a) Teori gestalt
Teori ini dikembangkan oleh koffka, kohler dan wertheimner. Menurut teori gestalat, belajar adalah proses pengembangan insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam situasipermasalahan. Berbeda dengan teori behavioristik yang menganggap bahwa atau tingkah laku itu bersifat mekansitis,sehingga megabaikan atu mengingkari perana isight. Teori gestalat justru mengaggap bahwa insight adalah inti dari pembentuksn tingksh laku.
Insight yang merupakan inti dari belajar menurut teori gestalt, memiliki ciri sebagai berikut :
a) Kemampuan insight seseorang tergantung paa kemampuan dasarnya
b) Insight dipengaruhi kepada pengalaman masa lalunya yang relevan
c) Insight tergantung pada pengaturan dan penyediaan lingkungan
Secara lebih jelasnya belajar dengan insight (pengertian) adalah sebagai berikut :
a) insight tetgantung dari kemampuan dasar
b) insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan (degan apa yang dipelajari)
c) insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati
d) insight adalah hal yang dicari
e) isight sekali didapat dapat digunakan untuk menghadap situasi
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang teori Gestalt, akan kami sajikan beberapa prinsip penerapannya (Nasution, 1982)
1) Belajar itu berdasarkan keseluruhan
Maknanya adalah bahwa pembelajaran itu bukanlah berangkat dari fakta-fakta, akan tetapi mesti berangkat dari suatu masalah. Melalui masalah itu siswa dapat mempelajari fakta
2) Anak yang belajar merupakan keseluruhan
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa membelajarkan anak itu bukanlah hanya mengembangkan intelektual saja, akan tetapi mengembangkan pribadi anak seutuhnya.
3) Belajar berkat insight
Telah dijelaskan diatas bahwa insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam situasi permasalahan. Dengan demikian, belajar akan terjadi manakala dihadapkan kepada suatu persoalan yang harus dipecahkan.
4) Belajar berdasarkan pengalaman
Pengalaman adakah kejadian yang dapat memberikan arti kehidupan setiap prilaku individu. Sedangkan belajar adalah mealakukan reorganisasi pengalaman-pengalaman masa lalu yang secara terus menerus disempurnakan. Proses pembelajaran adalah proses memberikan pengalaman-pengalaman yang bermakna untuk kehiduan anak.
b) Teori medan
Teori ini di dikembangakan oleh Kurt Lewin. Sama seperti teori gestalat, teori medan menganggap bahwa belajar adalah proses pemecahan masalah. Beberapa hal yang berkautan denagn proses pemecahan masalah menurt lewin dalam belajar adalah
a. Belajar adalah perubahan struktur kognitif: setiap orang akan dapat memecahkan maslah jika iambisa mengubah struktur kogniti.
b. Pentingnya motivasi.
Motifasi adalah factor yang dapat mendorong setiap individu untuk berprilaku. Motivasi muncul karena adanya daya tarik tertentu.disamping itu, motivasi itu juga bias muncul karena pengalaman yang menyenangkan, mislanya pengalaman kesuksesan. Seseorang yang memperoleh keberhasilan mencapai kesusuksesan maka yang bersangkutan akan termotivasi untukmelakukan tindakan lebih bagus, ia akan senang, gembira dan merasa puas. Dan sebaliknya, seseorang yang mengalami kegagalan dalam mencapai kesuksesan akan merasa sedih, malu, tidak merasa puas, yang pada gilirannya akan melemahkan motivasi mereka untuk bertindak lebih lanjut.
c) Teori konstruktivistik
Teori ini dikembangkan oleh pieget pada pertengahan abad 20. pieget berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kaemampuan untuk mengkonstruksi pengetauan sendiri. Pengetahuan yang dikonstruksi oleh anak sebagai subjek, maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna, sedangakan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan tersebut hanya untuk diingat sementara setelah itu dilupakan.
Mengkonstruksi pengetahuan menurut pieget dilakkan melalui proses asimilasi dan akomodasi tehadap skema yang sudah ada. Skema adalah struktur kognitif yang terbentuk melalui proses pengalaman. Asimilasi adalah proses perubahan skema. Secara lengkap teori konstruktivistik akan anda temukan dalam strategi pembelajaran konstektual dan strategi peningkatan kemampuan berpikir pada bab-bab selanjutnya.




BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa metode pengajaran adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Metode tersebut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistim pengajaran. Dalam memakai metode mengajar, seorang pendidik harus menyesuaikan karakteristik siswa, materi, kondisi, lingkungan (setting) dimana pengajaran berlangsung. Bila ditinjau secara lebih teliti sebenarnya keunggulan suatu metode terletak pada beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain: tujuan, karakteristik sisiwa, situasi dan kondisi, kemampuan dan pribadi guru, serta sarana dan prasarana yang digunakan.
Secara garis besar, metode mengajar dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian:
1.Metode mengajar konvensional (klasik)
2. Metode mengajar inkonvensional (modern)
Sedangakn menurut teori modern bahwa ada 2 macam aliran yaitu aliran behavioristik (mementingkan lingkungan) dan aliran kognitif (memenitingkan apa yang ada dalam diri)








DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. 2008. Jakarta: Rineka cipta
Uzer, Usman & Setiawati, Lilis. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Dahar, Ratna wilis. 1989. Teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Usman,M. Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press
read more “metode pembelajaran”

hiwalah

HIWALAH

1. Pengertian Hiwalah (Pengalihan Hutang)
Secara bahasa pengalihan hutang dalam hukum islam disebut sebagai hiwalah yang mempunyai arti lain yaitu Al-inqal dan Al-tahwil, artinya adalah memindahkan dan mengalihkan. Penjelasan yang dimaksud adalah memindahkan hutang dari tanggungan muhil (orang yang berhutang) menjadi tanggungan muhal'alaih (orang yang melakukan pembayaran hutang).
لغة : النقل من محل إلى محل
Menurut bahasa adalah pemindahan dari satu tempat ke tempat lain.
Pengertian Hiwalah secara istilah:
a. Menurut Hanafi, yang dimaksud hiwalah:
نقل المطا لبة من دمة المديون إلى دمة الملتزم
“Memidahkan tagihan dari tanggung jawab yang berutang kepada yang lain yang punya tanggung jawab pula”.
b. Al-Jaziri berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Hiwalah adalah:
نقل الدين من دمة إلى دمة
“Pemindahan utang dari tanggung jawab seseorang menjadi tanggung jawab orang lain”.
c. Syihab al-Din al-Qalyubi dan Syatha al-Dimyati bahwa yang dimaksud dengan Hiwalah adalah:
عقد يقتضى انتقال دين من دمة إلى دمة
“Akad yang menetapkan pemindahan beban utang dari seseorang kepada yang lain”.
d. Menurut Taqiyuddin, yang dimaksud Hiwalah adalah:
إنتقال الدين من دمة إلى دمة
“Pemindahan utang dari beban seseorang menjadi beban orang lain”.
Fuqaha berpendapat bahwa Hawalah (perpindahan utang) merupakan suatu muamalah memandang persetujuan kedua belah pihak diperlukan.
Fuqaha yang menempatkan kedudukan orang yang menerima perpindahan utang terhadap orang yang dipindahkan piutangnya sama dengan kedudukan orang yang dipindahkan piutangnya terhadap debitur (orang yang memindahkan utang) tidak memegangi persetujuan orang yang menerima perpindahan utang bersama orang yang dipindahkan piutangnya, seperti ia juga tidak memegangi persetujuan itu bersama orang yang memindahkan utang (debitur) manakala ia meminta haknya dan tidak memindahkannya kepada seseorang.
Hiwalah sebagai tindakan yang tidak membutuhkan ijab dab qabul dan menjadi sah dengan sikap yang menunjukkan hal tersebut seperti : "Aku hiwalahkan kamu", "Aku ikutkan kamu dengan hutangku padamu kepada si Fulan", dan lain-lainnya.
Pada dasarnya definisi yang dikemukakan oleh ulama Hanafiyah dan jumhur ulama fiqh di atas sekalipun berbeda secara tekstual, tetapi secara substansial mengandung pengertian yang sama, yaitu pemindahan hak menuntut utang kepada pihak lain (ketiga) atas dasar persetujuan dari pihak yang memberi utang.

2. Landasan Hukum Hiwalah
Hiwalah dibolehkan berdasarkan Sunnah dan Ijma’:
a. Hadits
Hiwalah sebagai salah satu bentuk ikatan atau transaksi antar sesama manusia dibenarkan oleh Rasulullah SAW. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairoh, bahwa Rasulullah saw, bersabda:
مطل ا لغني ظلم فادا أ تبع أ حدكم على ملي فليتبع (روه الجماعة )
“Menunda pembayaran bagi orang yang mampu adalah suatu kezhaliman. Dan jika salah seorang dari kamu diikutkan (dihawalahkan) kepada orang yang mampu atau kaya, maka terimalah hawalah itu”. (H.R. al-Jama’ah [mayoritas pakar hadis] dengan lafal yang berbeda).
Pada hadits ini Rasulullah memerintahkan kepada orang yang menghutangkan, jika orang yang berhutang menghiwalahkan kepada orang yang kaya dan berkemampuan, hendaklah ia menerima hiwalah tersebut, dan hendaklah ia mengikuti (menagih) kepada orang yang dihiwalahkannya (muhal'alaih), dengan demikian hakknya dapat terpenuhi (dibayar).
Kebanyakan pengikut mazhab Hambali, Ibnu Jarir, Abu Tsur dan Az Zahiriyah berpendapat : bahwa hukumnya wajib bagi yang menghutangkan (da'in) menerima hiwalah, dalam rangka mengamalkan perintah ini. Sedangkan jumhur ulama berpendapat : perintah itu bersifat sunnah.
b. Ijma’
Para ulama sepakat membolehkan hiwalah. Hiwalah dibolehkan pada hutang yang tidak berbentuk barang atau benda, karena hawalah adalah perpindahan utang, oleh sebab itu harus pada utang atau kewajiban financial.
Mazhab Hanafi membagi hiwalah kepada beberapa bagian. Ditinjau dari segi obyek akad, hiwalah dapat dibagi dua. Apabila yang dipindahkan itu merupakan hak menuntut utang, maka pemindahan itu disebut hiwalah al-haqq (pemindahan hak). Sedangkan jika yang dipindahkan itu kewajiban untuk membayar utang, maka pemindahan itu disebut hiwalah ad-dain (pemindahan utang). Ditinjau dari sisi lain, hiwalah terbagi pula menjadi dua, yaitu pemindahan sebagai ganti dari pembayaran utang pihak pertama kepada pihak kedua yang disebut al-hiwalah al-muqayyadah (pemindahan bersyarat) dan pemindahan utang yang tidak ditegaskan sebagai ganti dari pembayaran utang pihak pertama kepada pihak kedua yang disebut al-hiwalah al-muthlaqah (pemindahan mutlak).
Contoh al-hiwalah al-muqayyadah : Syarif berpiutang kepada Basuki sebesar satu juta rupiah, sedangkan Basuki berpiutang kepada Rusman juga sebesar satu juta ringgit. Basuki kemudian memindahkan atau mengalihkan haknya untuk menuntut piutangnya yang terdapat pada Rusman, kepada Syarif, sebagai ganti dari pembayaran utang Basuki kepada Syarif. Dengan demikian, al-hiwalah al-muqayyadah, pada satu sisi merupakan hiwalah al-haqq, karena Basuki mengalihkan hak menuntut piutangnya dari Rusman kepada Syarif. Sedangkan pada sisi lain, sekaligus merupakan hiwalah ad-dain, karena Basuki mengalihkan kewajibannya membayar utang kepada Rusman menjadi kewajiban Rusman kepada Syarif.
Sedangkan contoh al-hiwalah al-muthlaqah : Ahmad berutang kepada Rudi sebesar satu juta ringgit. Rian berutang kepada Ahmad juga sebesar satu juta ringgit. Ahmad mengalihkan utangnya kepada Rian sehingga Rian berkewajiban membayar utang Ahmad kepada Rudi, tanpa menyebutkan bahwa pemindahan utang itu sebagai ganti dari pembayaran utang Rian kepada Ahmad. Dengan demikian, al-hiwalah al-muthlaqah hanya mengandung hiwalah ad-dain, karena yang dipindahkan hanya utang Ahmad terhadap Rudi menjadi utang Rian terhadap Rudi.
Di dalam kitab-kitab fiqh, pihak pertama yang memindahkan hak menuntut pembayaran utang (dalam contoh pertama : Basuki), ataupun yang memindahkan utang (dalam contoh kedua : Ahmad), disebut al-muhil. Pihak kedua yang menerima pemindahan hak menuntut pembayaran utang (dalam contoh pertama : Syarif), ataupun yang menerima pemindahan kewajiban membayar utang (dalam contoh kedua : Rudi), disebut al-muhal. Pihak ketiga yang berkewajiban membayar utang (dalam contoh pertama : Rusman dan dalam contoh kedua : Rian), disebut al-muhal ‘alaih, sedangkan utang itu sendiri disebut dengan al-muhal bih.
Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa kedua macam hiwalah di atas, yaitu : al-hiwalah al-muqayyadah maupun al-hiwalah al-muthlaqat, boleh dilaksanakan, dengan syarat, pihak ketiga menerima pemindahan utang pada al-hiwalah al-muthlaqah. Mereka mendasarkan pendapat mereka pada pengertian umum dari hadits Nabi SAW : ومن أحيل على ملئ فليحتل (روه أحمد بن حنبل) Barang siapa yang dialihkan kepada orang yang kaya, maka hendaklah diturutinya. (HR. Ahmad ibn Hanbal).
Sedangkan ulama Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah berpendapat bahwa yang boleh dilakukan hanya al-hiwalah al-muqayyadah, karena di dalam al-hiwalah al-muthlaqah kemungkinan terjadinya gharar (penipuan) sangat besar.

3. Rukun Hiwalah
Menurut Hanafiyah, yang menjadi rukun hiwalah adalah ijab (pernyataan melakukan hiwalah) dari pihak pertama, dan qabul (pernyataan menerima hiwalah)dari pihak kedua dan pihak ketiga, yang dilakukan antara yang menghiwalahkan dengan yang menerima hiwalah.
Menurut Syafi’iyah, rukun hiwalah itu ada empat, sebagai berikut:
a. Muhil, yaitu orang yang menghiwalahkan atau orang memindahkan utang.
b. Muhtal, yaitu orang yang dihiwalahkan, yaitu orang yang mempunyai utang kepada muhil.
c. Muhal ‘alaih, yaitu orang yang menerima hiwalah.
d. Shighat hiwalah, yaitu ijab dari muhil dengan kata-kata “Aku hiwalahkan utangku yang hak bagi engkau kepada anu” dan kabul dari muhtal dengan kata-katanya “Aku terima hiwalah engkau”.
Sedangkan menurut jumhur ulama, yang terdiri atas ulama Malikiyah, dan Hanabilah, rukun hiwalah ada enam yaitu :
a. Pihak pertama
b. Pihak kedua
c. Pihak ketiga
d. Utang pihak pertama kepada pihak kedua
e. Utang pihak ketiga kepada pihak pertama
f. Shigat (pernyataan hiwalah)

4. Syarat-Syarat Hiwalah
Syarat-syarat hiwalah menurut Hanafiyah adalah sebagai berikut :
a. Orang yang memindahkan utang (muhil) adalah orang yang berakal, maka batal hiwalah yang dilakukan muhil dalam keadaan gila atau masih kecil.
b. Orang yang menerima hiwalah (rah al-dayn) adalah orang yang berakal, maka batallah hiwalah yang dilakukan oleh orang yang tidak berakal.
c. Orang yang menghiwalahkan (mahal ‘alah) juga harus orang berakal dan disyaratkan pula dia meridhainya.
d. Adanya utang nuhil kepada muhal alaih.
Sementara itu, syarat-syarat hiwalah menurut Sayyid Sabiq adalah sebagai berikut:
a. Relanya pihak mihil dan muhal tanpa muhal ‘alaih, jadi yang harus rela itu nuhil dan muhal ‘alaih. Bagi muhal ‘alaih rela maupun tidak rela, tidak akan mempengaruhi kesalahan hiwalah. Ada yang mengatakan bahwa muhal tidak disyaratkan rela, yang harus rela adalah muhil, hal ini karena Rasul telah bersabda:
إِذَا أُحِيْلَ أَحَدُ كُمْ عَلَى مَلِيءٍ فَلْيَتَّبِعْ
“Dan jika selalu seorang di antara kamu dihiwalahkan kepada orang yang kaya, maka terimalah”.
b. Samanya kedua hak, baik jenis maupun kadarnya, penyelesaiannya, tempo waktu, kualitas, dan kuantitasnya.
c. Stabilnya muhal ‘alaih, maka penghiwalahan kepada orang yang tidak mampu membayar utang adalah batal.
d. Hak tersebut diketahui secara jelas.
Adapun syarat yang diperlukan terhadap utang yang dialihkan (al-muhal bih) ialah :
a. Yang dialihkan itu adalah sesuatu yang sudah dalam bentuk utang piutang yang sudah pasti. Jika yang dialihkan itu belum merupakan utang piutang yang pasti, misalnya, mengalihkan utang yang timbul akibat jual beli yang masih berada dalam masa khiyar (tenggang waktu yang dimiliki pihak penjual dan pembeli untuk mempertimbangkan apakah akad jual beli dilanjutkan atau dibatalkan), maka hiwalah tidak sah. Ulama sepakat bahwa persyaratan itu berlaku pada utang pihak pertama kepada pihak kedua. Mengenai utang pihak kedua kepada pihak ketiga, ulama Maliki, Syafi’i, dan Hanbali juga memberlakukan persyaratan ini, tetapi ulama dari Hanafi tidak memberlakukannya.
b. Apabila pengalihan utang itu dalam bentuk al-hiwalah al-muqayyadah, semua ulama fiqh sepakat bahwa baik utang pihak pertama kepada pihak kedua, maupun utang pihak ketiga kepada pihak pertama, mestilah sama jumlah dan kualitasnya. Jika antara kedua utang itu terdapat perbedaan jumlah (misalnya, utang dalam bentuk uang), atau perbedaan kualitas (misalnya, utang dalam bentuk barang), maka hiwalah tidak sah. Akan tetapi, jika pengalihan itu dalam bentuk al-hiwalah al-muthlaqah sebagaimana yang dibenarkan Mazhab Hanafi, maka kedua utang itu tidak mesti sama, baik jumlah maupun kualitasnya.
c. Ulama dari Mazhab Syafi’i menambahkan bahwa kedua utang itu mesti sama pula waktu jatuh tempo pembayarannya. Jika terjadi perbedaan waktu jatuh tempo pembayaran di antara kedua utang itu, maka hiwalah tidak sah.

5. Akibat Hukum Hiwalah
Jika akad hiwalah telah terjadi, maka akibat hukum dari akad adalah sebagai berikut :
a. Jumhur ulama berpendapat bahwa kewajiban pihak pertama untuk membayar utang kepada pihak kedua secara otomatis menjadi terlepas. Sedangkan menurut sebagian ulama Mazhab Hanafi, antara lain, Kamal ibn al-Hummam, kewajiban itu masih tetap ada, selama pihak ketiga belum melunasi utangnya kepada pihak kedua, karena, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, mereka memandang bahwa akad itu didasarkan atas prinsip saling percaya, bukan prinsip pengalihan hak dan kewajiban.
b. Akad hiwalah menyebabkan lahirnya hak bagi pihak kedua untuk menuntut pembayaran utang kepada pihak ketiga.
c. Mazhab Hanafi yang membenarkan terjadinya al-hiwalah al-muthlaqah berpendapat bahwa jika akad hiwalah al-muthlaqah terjadi karena inisiatif dari pihak pertama, maka hak dan kewajiban antara pihak pertama dan pihak ketiga yang mereka tentukan ketika melakukan akad utang piutang sebelumnya masih tetap berlaku, khususnya jika jumlah utang piutang antara ketiga pihak tidak sama.
read more “hiwalah”

cara membina pribadi

A. Cara membina pribadi diri
Sejak dilahirkan, setiap orang tumbuh dan berkembang menurut masa dan irama perkembangan sendiri-sendiri, membawa daya kemampuan kodratnya sendiri, yang dikembangtumbuhkan lingkungannya sendiri pula, sehingga hasilnya merupakan sesuatu yang kompleks dan unik, yang seakan-akan tidak seorangpun ada persamaan dengan orang lain, dalam hal apapun.
Sebenarnya diantara manusia yang satu dengan yang lain, ada pula persamaanny, misalnya tentang masa-masa yang dilalui sepanjang hidupnya, sejauh manusia berada dalam kehidupan yang normal. Tegasnya, tiap manusia, akan selalu bersama melewati masa bayi, masa kanak-kanak, masa sekolah, masa remaja, masa dewasa dan masa tua. Tiap masa mempunyai tugas yang hampir bersamaan pula. Masa kanak-kanak, bertugas mengembangkan diri dengan bermain. Msa anak, bertugas mengembangkan diri dengan belajar. Masa renmaja, para remaja, bertugas membekali diri untuk kehidupan yang bahagia, dan masa dewasa, bertugas membina keluarga dengan pekerjaan-pekerjaan yang dapat mendatangkan hasil, guna mempertahankan hidup dan kehidupan selanjutnya.
Tugas utama agar didalam pergaulan dengan manusia yang lain, mereka dapat hidup dengan tenang, adalah bahwa ia harus memiliki pribadi yang baik, yang berarti tidak ada alasan bagi yang lain untuk datangnya ke tidak tenangan. Hal ini merupakan konsekwensi lanjut daripada kesanggupannya untuk hidup. Cepat atau lambat, masa untuk itu harus dimilikinya, dengan mengusahkan sendiri.
Dalam hal inilah arti arti kehadiran pendidikan ditengah kehidupan masyarakat. Yaitu membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota kesatuan sosial manusia, tanpan kehilangan pribadinya masing-masing. Usaha semacam itu masih harus dilanjutkan oleh individu itu sendiri, bila tiada lagi waktu untuk mendapatkannya di sesuatu perguruan. Sebab secara kodrat ia akan dibebabani untuk membina pribadi anak-anaknya. Sebagai manusia yang bertanggung jawab atas kemasalahn bersama ia harus mampu menunaikan tugasnya sebagai pembina anak-anak mereka. Untuk itu mereka dituntut dapat lebih dahulu membina diri sendiri, mendidik diri sendiri, membina pribadi diri, sehingga tingkahlaku, perbuatan maupun ucapannya dapat dipergunakan sebagai isi bagi si anak, yang juga sudah mulai berusaha membina dirinya, dengan kemampuannya untuk meniru.
Apapun yang dilakukan oleh orang-orang yang ada disekitarnya, akan ditiru oleh anak-anak. Dengan demikian, betapa harus berhati-hatinya orangtua membawa diri didepan anak-anak mereka, sebab tiap geraknya, tiap ucapannya akan diisikan kedalam kandung kepribadian didalam perkembengannya.

B. Petunjuk Dr. Franz Dahler.
Di dalam buku yang berjudul : Menuju Kesehatn Psikhis,Dr.Franz Dahler, menulis tentang kepribadian orang dewasa yang sehat.
Menurut pendapatnya, kesehatan /kepribadian psikis tidak sama dengan kesucian. Mungkin seorang hidup dengan suci, tetapi tidak mempunyai kepribadian yang sehat.
Menurut Dr. Franz Dahler tanda-tanda kepribadian sehat adalah :
1. Kepercayaan yang mendalam kepada diri sendiri dan orang lain .
2. Tidak malu- malu dan ragu – ragu,tetapi berani
3. Inisiatifnya berkembang dan tidak selalu merasa dirinya bersalah atau berdosa
4. Tidak menderita rasa harga diri kurang,tetapi ia mempunyai semangat kerja
5. Bersikap jujur terhadap diri sendiri
6. Mampu berdedikasi
7. Senang mengadakan kontak dengan sesama
8. Generatifitas (sikap kebapak – ibuan)
9. Integritas.
Tanda-tanda kepribadian yang kurang sehat
1. Tak mampu melakukan persahabatan, mengisolasikan diri.
2. Daya konsentrasi buyar; ketekunan dalam pekerjaan hancur, terlalu banyak melamun.
3. Penyangkalan terhadap nama, asal-usul, suku bangsa, masa lampau, dan sebagainya.
4. Tak mampu memperjuangkan diri, bahkan kadang-kadang timbul keinginan mengakhiri hidup, bertalian dengan kebosanan hidup.
5. Sifat ingin membalas dendam; bereaksi terlalu radikal terhadap orang lain maupun dirinya sendiri, tidak mengakui dan tidak menerima masa lampaunya, lalu mau mengubah diri secara sangat radikal (identitas negatif).

C. Perbedaan Karakter Pria dan Wanita
1. Wanita Lebih Peka
Wanita lebih awas apabila ada wanita yang merasa marah atau terluka, sementara pria biasanya masih harus secara nyata melihat air mata, wajah marah atau bahkan tamparan di wajah sebelum dia benar-benar mengerti apa yang terjadi. Kepekaan wanita dalam memahami isyarat komunikasi yang halus dan samar ini sering disebut sebagai “intuisi wanita” yang sebenarnya adalah kemampuan wanita yang luas biasa dalam mendeteksi detail dan perubahan kenampakan atau perilaku orang lain. Atas anak-anak mereka misal, wanita mengetahui teman-teman, harapan, impian, romantika, kekhawatiran, dan apa yang dipikir dan dirasakan. Sementara tidak demikian halnya para pria.
2. Wanita Memiliki Lingkup Panda Yang Lebih Luas
Wanita memiliki pandangan peripheral yang lebih luas ketimbang pria, yakni hingga hampir mencapai 180 derajat. Pandangan pria berbentuk semacam tunnel vision, yang membuatnya bisa melihat jelas dan akurat apa-apa yang berada di depannya dalam jarak yang jauh.
Mata wanita lebih cocok untuk aktivitas jarak dekat, menjadikan si wanita bagus dalam menangani aktivitas yang mementingkan detail. Otak wanita juga memiliki kapabilitas tinggi dalam mencermati area spesifik, yang menjadikan wanita lebih jago dalam menjahit dan mengamati perihal detail di layar computer.
3. Wanita dan Kebiasaan Ngelirik
Lelaki biasanya sering ketahuan ketika sedang memandangi lawan jenis dengan lirikan. Tapi wanita jarang mendapat complain serupa. Ternyata berdasarkan penelitian ditemukan bahwa sebenarnya wanita juga sering memandangi pria, bahkan kadang sering ketimbang pria terhadap wanita. Cuman kemampuan peripheral mereka membuat mereka jarang ketahuan. Mereka bahkan tidak perlu melirik kok untuk bisa melihat sekeliling mereka.
4. Wanita Punya Pendengaran Yang Lebih Baik
Wanita memiliki pendengaran yang lebih baik ketimbang pria dan juga dalam membedakan suara ber-pitch tinggi. Otak wanita lebih deprogram untuk bisa mendengarkan tangisan bayi di malam hari, yang mana itu tidak akan membuat sang bapak terbangun. Bila ada anak kucing menangis di kejauhan, wanita akan bisa mendengarnya, sementara sang pria dengan kemampuan direksional dan spasialnya bisa mendeteksi di mana anak kucingnya berada.
5. Wanita Punya Indera Perasa Yang Lebih Baik
Indera perasa dan pencium-bau wanita lebih bagus ketimbang pria. Kita punya 10.000 reseptor rasa untuk mendeteksi paling tidak empat rasa; manis dan asin di ujung lidah, getir/asam di sisi lidah, dan pahit di belakang lidah. Pria punyakeunggulan dalam merasakan asin dan getir, sehingga mereka suka bir ketimbang wanita. Dan wanita lebih unggul dalam merasakan manis dan rasa gula, sehingga lebih banyak wanita ketimbang pria yang “mengidap” chocoholics.
6. Mengapa Pria Disebut “Tak Peka”
Dalam dunia wanita yang lebih peka, mereka berharap pria bisa membaca sinyal bahasa tubuh, vocal atau verbal mereka, seperti yang wanita lain biasa lakukan. Secara diam-diam, wanita berasumsi bahwa pria akan tahu apa yang dia (wanita) inginkan atau butuhkan. Lalu ketika yang terjadi tidaklah demikian, wanita menuduh pria sebagai “tak peka dan tak berperasaan”. Sang pria pun protes “memangnya saya ini pembaca pikiran apa?!”
Wanita memang suka ngobrol dan berbicara lebih banyak. Otak pria tersekat-sekat secara tegas dan berkembangpun untuk memilah dan menyimpan informasi dengan rapi di akhir hari. Tapi otak wanita tidak bekerja seperti itu, masalah-masalah mereka terus saja berputar-putar di kepala mereka.
Cara yang bisa dilakukan wanita untuk menyingkirkan masalah atau mengidentifikasikan masalah atau mengidentifikasikan masalah di pikirannya adalah dengan membicarakannya, ngobrol tentangnya. Jadi, ketika wanita berbicara di akhir hari, tujuannya adalah sekedar untuk menemukan atau memahami masalah, bukan untuk menyimpulkan atau mensolusikan.
Terlepas dengan keperluannya dalam menyikapi masalah, ketika wanita duduk nonton film atau tv, mereka biasanya bisa sambil ngobrol tentang banyak hal, termasuk anak-anak, lelaki, karir dan apa-apa yang terjadi dalam kehidupan mereka. Ketika ada pria di sana, biasanya wanita akan disuruh diam. Pria tidak bisa berbicara dan nonton TV secara bersamaan, harus satu-satu.
Pria memandang telepon sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan fakta dan informasi kepada orang lain. Tapi wanita memandangnya sebagai sarana untuk mengikatkan diri. Seorang wanita bisa menghabiskan dua minggu liburan dengan teman wanitanya dan, ketika dia pulang, bertelepon dengan temannya itu untuk ngobrol lagi selama dua jam.
Wanita berbicara dengan menggunakan perkataan tak langsung, atau muter-muter kalo berbicara. Ini adalah keahlian khusus para wanita dan dimaksudkan untuk membangun relationship dengan menghindarkan konfrontasi atau ketidak sepahaman frontal. Sementara itu, kalimat pria cenderung pendek, langsung, berorientasi solusi dan to the point, memiliki kosa kata lebih luas dan dibumbui dengan banyak fakta.
Kosakata bukanlah keahlian dasar para wanita, sehingga ketepatan arti menjadi kurang relevan bagi mereka. Tapi pria sedemikian peka dengan perkataan, dia menanggapinya secara harafiah dan literal, apa adanya, kata per kata sesuai dengan arti dasarnya. Begina jadinya kalo pria dan wanita sedang bertengkar.

BAB III
PENUTUP

Kehadiran pendidikan ditengah kehidupan masyarakat. Yaitu membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota kesatuan sosial manusia, tanpan kehilangan pribadinya masing-masing. Usaha semacam itu masih harus dilanjutkan oleh individu itu sendiri, bila tiada lagi waktu untuk mendapatkannya di sesuatu perguruan.
Menurut Dr. Franz Dahler tanda-tanda kepribadian sehat adalah :
1. Kepercayaan yang mendalam kepada diri sendiri dan orang lain .
2. Tidak malu- malu dan ragu – ragu,tetapi berani
3. Inisiatifnya berkembang dan tidak selalu merasa dirinya bersalah atau berdosa
4. Tidak menderita rasa harga diri kurang,tetapi ia mempunyai semangat kerja
5. Bersikap jujur terhadap diri sendiri
6. Mampu berdedikasi
7. Senang mengadakan kontak dengan sesama
8. Generatifitas (sikap kebapak – ibuan)
9. Integritas.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi abu. Psikologi umum .2009.Surabaya : Bina Ilmu.
Sujanto Agus.Lubis Halem.psikologi kepribadian 2006.Jakarta : Bumi Aksara.
Tarmudji,Tarsis.Pengembangan diri.1198.Yogyakarta : Liberty.
read more “cara membina pribadi”

metode ilmiah


METODE ILMIAH

A. Pengertian Metode

Kata metode berasal dari kata Yunani methodos, sambungan kata depan meta (menuju, melalui, mengikuti) dan kata benda hodos (jalan, cara, arah). Kata methodos berarti: penelitian, metode ilmiah, uraian ilmiah, yaitu cara bertindak menurut sistem aturan tertentu. Sementara itu, metodologi berasal dari kata metode dan logos, yang berarti ilmu yang membicarakan tentang metode-metode. Melihat dari pengertiannya, metode bisa dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk mencapai suatu tujuan.
Sementara itu metodologi disebut juga science of methods, yaitu ilmu yang membicarakan cara, jalan atau petunjuk praktis dalam penelitian atau membahas konsep teoritis berbagai metode atau dapat dikatakan sebagai cara untuk membahas tentang dasar-dasar filsafat ilmu dari metode penelitian. Bagi ilmu seperti sosiologi, antropologi, politik, komunikasi, ekonomi, hukum serta ilmu alam, metodologi merupakan dasar-dasar filsafat ilmu dari suatu metode atau langkah praktis penelitian.

B. Ilmu Sebagai Proses

Proses terjadinya pengetahuan adalah masalah yang amat penting dalam epistemologi karena jawaban terhadap terjadinya pengetahuan akan membuat seseorang paham filsafatnya. Jawaban yang sederhana adalah berfilsafat a priori, yaitu ilmu yang terjadi tanpa melalui pengalaman, baik indera maupun batin, atau a posteriori yaitu ilmu yang terjadi karena adanya pengalaman. Dengan demikian pengetahuan ini bertumpu pada kenyataan objektif.

Ada enam hal yang merupakan alat untuk mengetahui proses terjadinya pengetahuan, yaitu:
1.PengalamanIndera (Sense Experience)
Dalam filsafat, paham yang menekankan pada kenyataan disebut realisme, yaitu paham yang berpendapat bahwa semua yang dapat diketahui adalah hanya kenyataan. Jadi ilmu berawal mula dari kenyataan yang dalam diserap oleh indera. Aristoteles adalah tokoh yang pertama mengemukakan pandangan ini, yang berpendapat bahwa ilmu terjadi bila subjek diubah dibawah pengaruh objek. Objek masuk dalam diri subjek melalui persepsi indera (sensasi).
2. Nalar (Reason)
Nalar adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru. Hal yang perlu diperhatikan dalam telaah ini adalah tentang asas pemikiran berikut:
a. Principium Identitas, disebut juga asas kesamaan.
b. Principium Contradictionis, disebut juga asas pertentangan.
c. Principium Tertii Exclusi, disebut sebagai asas tidak adanya kemungkinan ketiga.

3. Otoritas (Authority)
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu sumber ilmu karena keompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang yang memiliki kewibawaan dalam pengetahuannya. Jadi ilmu pengetahuan yang terjadi karena adanya otoritas adalah ilmu yang terjadi melalui wibawa seseorang hingga orang lain mempunyai pengetahuan.

4. Intuisi (Intuition)
Intuisi adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa proses kejiwaan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu membuat pernyataan yang berupa ilmu. Karena ilmu yang diperoleh melalui intuisi muncul tanpa adanya pengetahuan lebih dahulu, maka tidak dapat dibuktikan seketika atau melalui kenyataan.

5. Wahyu (Revelation)
Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada nabi-Nya untuk kepentingan umatnya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan melalui wahyu secara dogmatik akan melaksanakan dengan baik. Wahyu dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pengetahuan, karena manusia mengenal sesuatu melalui kepercayaannya.

6. Keyakinan (Faith)
Keyakinan adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui kepercayaan. Sesungguhnya antara wahyu dan keyakinan hampir tidak dapat dibedakan karena keduanya menggunakan kepercayaan, perbedaannya adalah bahwa keyakinan terhadap wahyu yang secara dogmatic diikutinya adalah peraturan berupa agama, sedang keyakinan adalah kemampuan jiwa manusia yang merupakan pematangan (maturation) dari kepercayaan.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Zaman pra yunani kuno (abad 15-7 sm)
Manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan.
Proses trial and error, manusia melakukan seleksi terhadap alat yang dipergunakan.
Abad 15 sampai 6 sm, manusia menemukan besi, tembaga dan perak.
15 sm besi dipergunakan pertama kali di irak.
Evolusi ilmu pengetahuan dirunut dari :yunani babiolonia, mesir, cina, timur tengah (peradaban islam) dan eropa.
Contoh :
1. Alat perunggu di mesir 17 sm berpengaruh ke eropa.
2. Teknik peralatan perunggu 15 sm di cina.
3. Besi perangkat perang 5 sm dinasti chin
4. India : penemuan desimal, matematik
5. Sistem bilangan dari dinasti mauyra, india titik tolak perkembangan sistem bilangan pada zaman modern.
6. India menemukan roda pemutar untuk tembikar abad 30 sm.
7. Penemuan tersebut punah karena bencana alam maupun peperangan.
8. Warisan penegtahuan didasari know how :pengalaman empirik merupakan salah satu ciri zaman ini.
5 kemampuan di zaman pra yunani kuno :
1. Know how berdasarkan pengalaman
2. Pengalaman diterima sebagai receptive mind
3. Menemukan abjad dan sistem bilangan
4. Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender
5. Meramalkan situasi besar.



Zaman yunani kuno
Yunani tidak menerima pengalaman pada sikap receptive attitude (sikap menerima begitu saja), melainkan sikap an inquiring attitude (sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis) yang menjadi cikal bakal ilmu pengetahuan modern.
Tokoh-tokoh :
1. Thales 9624-548 SM)
Alam semesta berasal dari air. Muncul alasan ; perennial problems, a significant question, suatu hal tidak begitu saja ada, melainkan terjadi dari sesuatu, ciri intelektual maju.
2. Pythagoras (580-500 SM)
Ahli ilmu ukur, bumi bundar dan tidak rata. Dalil pythagoras.
3. Sokrates (470-399 SM)
Maieutike tekhne : metode dialektika untuk melahirkan kebenaran. Dialog-dialog ditulis muridnya plato.
Lebih memetingkan metode dialektika sendiri daripada hasil yang diperoleh.
4. Democritus (460-370 SM)
Bapak atom pertama, atom materi terkecil tidak dapat dibagi-bagi.
5. Plato (427-347 SM)
Hal yang tetap dan tidak berubah yang kekal adalah ide.
Cara mencari dasar kebenaran pengetahuan dari membedakan being (hal ada) dan becoming (menjadi).
Plato lebih menaruh perhatian pada kualitas abstrak pada sifat-sifat umum : kesatuan, keadilan, kebaikan.
Plato eksponen rasionalisme bila menerangkan sesuatu dan eksponen idealisme bila menerangkan nilai /aksiologis.
6. Aristoteles (384 – 322 SM)
Ajarannya digolongkan dalam metafisika (studi tentang ada sebagai ada), logika (susunan berfikri syllogisme) dan biologi (obervasi/pengamatan anatomi hewan).
Zaman pertengahan (2-14 M)
Ilmuwan hampir semua theolog
Ditemukan astronomi pada bani umayah, abad 7 M
Khalifah al makmun mendirikan : house of wisdom
Al Khawarizmi menyusun aljabar
Omar Khayam : penyair, ahli perbintangan dan matematika.
Tahun 600-700 M, obor kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban islam, seperti Al Razi, Ibnu Sina, Rhazas, Abul Qasim, Ibnu Rushd, Al Idrisi, hubungan timur dan barat selama perang sabil penting untuk kebudayaan Eropa.
Ekspansi arab mengambil kebudayaan Byzantium, Persia, Spanyol, sehingga kebudayaan Islam lebih tinggi dari Eropa.
Universitas Baghdad, Damsyik, Beirut dan Kairo menyimpan dan meneruskan warisan ilmiah dari India, Persia, Yunani dan Byzantium.
Pengaruh Islam di Cina ditandai dengan didirikan observatorium oleh Jamal Al Din. Ikhtiyar al din merancang istana raja di Laut Utara Beijing.
Zaman Renaissance
Era kebangkitan yang bebas norma-norma agama
Merindukan pemikiran yang bebas seperti Zaman Yunani Kuno sehingga disebut animal rationale tanpa campur tangan ilahi.
Bidang yang maju pada masa ini : atronomi.
Tokohnya :
• Roger Bacon : pengalaman empirik menjadi landasan utama bagi awal dan akhir semua ilmu pengetahuan.
• Copernicus : heliosentrisme
• Tycho brahe : bintang cemerlang selama 16 bulan : supernova.
• Johannes keppler : ahli matematika
• Galileo galilei : menanamkan pengaruh kuat bagi perkembangan ilmu penegtahuan modern : pengamatan, penyingkiran, idealisasi, penyusunan teori spekulkatif, peramalan, pengukuran, percobaan.
Zaman modern
Sudah dirintis sejak renaissance awal abad 16.
Eropa dipandang sebagai basis perkembangan iptek.
Tokohnya ;
Rene descartes (1596-1650)
Bapak filsafat modern. Ahli ilmu pasti.
Menemukan orthogonal coordiante system dan analytic geometry.
Langkah-langkah metode berfikir menurut descartes :
1. Tidak menerima apa pun sebagai hal yang benar, kecuali kalau diyakini sendiri bahwa itu memang benar;
2. Memilah-milah masalah menjadi bagian-bagian terkecil untuk mempermudah penyelesaian ;
3. Berfikir runtut dengan mulai dari hal yang sederhana sedikit demi sedikit untuk sampai ke hal yang paling rumit;
4. Perincian yang lengkap dan pemeriksaan menyeluruh diperlukan supaya tidak ada yang terlupakan.
Isaac Newton (1643-1727)
Penemuan di bidang teori gravitasi, perhitungan calculus dan optika.
Charles Darwin
Penganut teori evolusi : teorinya terkenal dengan perjuangan untuk hidup (struggle of life).
JJ Thompson (1897)
Menemukan elektron yang menfalsifikasi atom materi terkecil.
Bagian-bagain atom : elektron, proton, neutron, meson.
Zaman Kontemporer (abad 20 dst)
Bidang fisika menempati kedudukan yang tinggi karena dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur fundamental.
Albert Einstein : percaya akan kekekalan materi
Ditandai dengan penemuan teknologi canggih, teknologi informasi dan internet juga timbulnya bidang-bidang spesialisasi seperti bioteknologi, psiko-linguistik dll.

C. Metode Ilmiah

Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, dimana ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh lewat metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan ekspresi tentang cara bekerja pikiran yang diharapkan mempunyai karakteristik tertentu berupa sifat rasional dan teruji sehingga ilmu yang dihasilkan bisa diandalkan. Dalam hal ini metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berpikir deduktif dan induktif dalam membangun pengetahuan. Teori ilmu merupakan suatu penjelasan rasionil yang berkesuaian dengan objek yang dijelaskannya, dengan didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar. Pendekatan rasional yang digabungkan dengan pendekatan empiris dalam langkah menuju dan dapat menghasilkan pengetahuan inilah yang disebut metode ilmiah. Alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah. Kerangka berpikir ilmiah yang berintikan proses logico-hypothetico-verifikasi ini pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah berikut:

1. Perumusan masalah
Merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batasannya dan faktor yang terkait dapat diidentifikasi.

2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis
Merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling terkait dan membentuk konstelasi permasalahan, yang disusun secara rasionil berdasarkan premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya.

3. Perumusan hipotesis
Merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.


4. Pengujian hipotesis
Merupakan pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan adanya fakta pendukung hipotesis.

5. Penarikan kesimpulan
Merupakan penilaian diterima atau tidaknya sebuat hipotesis. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah karena telah memenuhi persyaratan keilmuan, yaitu mempunyai kerangka kejelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya dan telah teruji kebenarannya.

Keseluruhan langkah tersebut harus ditempuh agar suatu penelaahan dapat disebut ilmiah. Hubungan antara langkah yang satu dengan lainnya tidak terikat secara statis melainkan bersifat dinamis dengan proses pengkajian ilmiah yang tidak semata mengandalkan penalaran melainkan juga imajinasi dan kreativitas. Pentingnya metode ilmiah bukan saja dalam proses penemuah ilmu pengetahuan, namun terlebih lagi dalam mengkomunikasikan penemuan ilmiah tersebut kepada masyarakat ilmuwan.


















DAFTAR PUSTAKA


• http://id.shvoong.com/writers/papapfarras/
• http://meetabied.wordpress.com/2009/11/22/metode-ilmiah-ilmu-sebagai-proses/
read more “metode ilmiah”